PROPOSAL
PENELITIAN
ANALISIS
BAHAN MATERIAL, PROSES
PEMBUATAN
DAN BAGIAN-BAGIAN HELM
Disusun Oleh :
RIYAN
YUDISTIRA ADI WINATA (29414565)
METODOLOGI PENELITIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KALIMALANG
2017
BAB 2
DAFTAR ISI
Halaman
COVER...........................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang............................................................................
1
1.2
Tujuan
Penelitian.........................................................................
1
1.3
Hipotesis......................................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Material Helm..............................................................................
4
2.2 Proses Pembuatan Helm.............................................................. 6
2.3 Bagian Helm................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Polikarbonat
adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan
panas. Plastik jenis ini digunakan secara luas dalam industri kimia saat ini.
Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan
dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening. Dalam
identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.
Polikarbonat
disebut demikian karena plastik ini terdiri dari polimer dengan gugus karbonat
(-O-(C=O)-O-) dalam rantai molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat yang
paling umum adalah bisfenol A (BPA). Polikarbonat adalah material yang tahan
lama dan dapat dilaminasi menjadi kaca anti peluru. Meski memiliki ketahanan
yang tinggi terhadap benturan, namun polikarbonat cukup mudah tergores sehingga
dibutuhkan pelapisan keras (hard coating) untuk membuat lensa kaca mata dan
eksterior otomotif menggunakan polikarbonat dan material optis lainnya karena
polikarbonat sangat bening dan memiliki kemampuan mentransmisikan cahaya yang
sangat baik dibandingkan dengan jenis kaca lainnya. Sifat polikarbonat mirip
dengan polimetil metakrilat (akrilik), namun polikarbonat lebih kuat dan dapat
digunakan pada suhu tinggi, meski lebih mahal.
Polikarbonat
akan mengalami transisi gelas pada temperatur 150C sehingga polikarbonat akan
menjadi lembek secara bertahap di atas temperatur ini, dan mulai mencair pada
temperatur 300C..
2.1.3 Kaca Serat
Kaca serat
(Bahasa Inggris: fiberglass) atau
sering diterjemahkan menjadi serat gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi
serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm - 0,01 mm. Serat ini dapat
dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang kemudian diresapi
dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi untuk digunakan
sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat
untuk banyak produk plastik; material komposit yang dihasilkan dikenal sebagai
plastik diperkuat-gelas (glass-reinforced
plastic, GRP) atau epoxy diperkuat glass-fiber (GRE), disebut
"fiberglass" dalam penggunaan umumnya.
Pembuat
gelas dalam sejarahnya telah mencoba banyak eksperimen dengan gelas giber,
tetapi produksi masal dari fiberglass hanya dimungkinkan setelah majunya mesin.
Pada 1893, Edward Drummond Libbey
memajang sebuah pakaian di World
Columbian Exposition menggunakan glass fiber dengan diameter dan tekstur
fiber sutra. Yang sekarang ini dikenal sebagai "fiberglass",
diciptakan pada 1938 oleh Russell Games Slayter dari Owens-Corning sebagai sebuah material yang digunakan sebagai
insulasi.
2.1.4 Serat Karbon
Serat karbon merupakan salah satu bentuk material komposit.
Material komposit, yang diambil dari istilah Bahasa Inggris composition
materials atau dipendekkan menjadi composite materials, adalah suatu material
yang dibuat dari dua atau lebih material penyusun yang saling memiliki
perbedaan sifat fisik dan kimia, yang jika dikombinasikan akan menghasilkan
material berkarakteristik berbeda dengan material-material penyusunnya. Komposit
serat karbon merupakan salah satu jenis material komposit yang menggunakan
fiber karbon sebagai salah satu penyusunnya.
Material
komposit tersusun atas dua komponen utama yakni matriks dan material penguat
(reinforcement). Fiber karbon bertugas sebagai material penguat pada komposit
serat karbon. Sedangkan untuk matriksnya biasanya dipergunakan resin polimer
semacam epoxy. Matriks resin ini berfungsi untuk mengikat material-material
penguat. Dikarenakan serat karbon hanya tersusun oleh dua material tersebut
maka sifat-sifat serat karbon juga hanya ditentukan oleh kedua material ini.
2.1
Proses
Pembetukan Helm
Material dasarnya ada
biji plastik dengan spesifikasi khusus.Biji plastik ini kemudian diolah di
dalam mesin hingga menjadi batok helm. Kemudian batok-batok helm ini memasuki
tahap yang disebut treatment. Dimana batok helm setengah jadi ini dibersihkan
dari debu dan kotoran dengan cara disemprot air. Setelah itu masuk kedalam
proses pengecatan.
Setelah melalui proses
pengecatan, masuk ke tahap detailing. Dimana helm-helm setengah jadi ini
ditempeli stiker., lalu kemudian dipernis. Helm-helm ini kemudian masuk kedalam
proses assembling, pada proses ini dilakukan pemasangan busa, visor, tali helm
dan lainnya.
Setelah helm jadi
secara utuh, helm akan melakukan uji kualitas helm dengan menggunakan mesin.
Disini ada lima alat yang digunakan untuk menguji kekuatan helm. Proses yang
dilakukan untuk mengetahui kualitas helm produksi ada empat tahapan yaitu;
1. Alat Tracking Point
Alat ini digunakan untuk menentukan titik-titik helm
yang akan diuji. Sesuai starndarisasi SNI ada lima titik pengetesan yang
ditetapkan antara lain, bagian depan, atas, belakang, samping kanan dan kiri.
2. Alat Penyerap Kejut
Alat ini digunakan untuk mengetahui daya redam helm
terhadap benturan.
3. Alat Penguji Efektifitas Sistem
PenahanAlat ini digunakan untuk melihat seberapa kuat tali pengait helm
sekaligus untuk mengetahui resiko helm terlepas dari kepala.
4. Alat Uji Penetrasi
Alat
ini berbentuk seperti tombak dengan ujung runcing ini digunakan untuk melihat
seberapa kuat helm menahan benturan benda tajam.
2.2
Bagian-bagian Helm
2.2.1
Bagian Pelapis
Bagian
pelapis terdiri dari tiga yaitu :
1. Lapisan luar yang keras (hard outer shell). Umumnya dari bahan
polycarbonate berfungusi mengurangi dampak benturan yang diterima kepala dan di
design untuk dapat pecah.
2. Lapisan dalam yang tebal (inside shell or liner). Berbahan
stereofoam, fungsinya sama dengan hard outer shell. Lapisan tebal ini
memberikan bantalan yang berfungsi (absorb) menahan goncangan sewaktu helm
terbentur benda keras sementara kepala masih bergerak. Memberikan reduksi waktu
manakala helm mengalami benturan sebelum dampak benturan langsung terbut
diterima kepala.
3. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding). Merupakan bagian dalam
yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas dan
tepat pada rongga helm. Comfort padding terdiri dari samping pipi (check pad) dan atas serta bagian belakang kepala (crown pad).
2.2.2
Tali Pengikat (strap)
Tali pengikat helm adalah tali yang
mengikat dibawah dagu supaya tidak terlepas dari kepala.. Helm tidak akan
berfungsi dengan baik kalau tidak dilengkapi atau tidak mengikatkan tali
pengikatnya. Jenis tali ada tiga yaitu Double
D- Ring, microlock, dan. Buckle.
2.2.3
Visor
Penutup terpaan angin atau
partikel dari luar sehingga mata tidak terganggu. Visor terdiri 2 jenis yaitu
flat dan cembung flat biasannya digunakan untuk bapal karena terdiri dari
komponen tearoff dan tearoffpos untuk melindungi dari baretan akibat terkena
partikel-partikel seperti kerikil aspal. Visor juga ada yang memilik anti embun
(fog) serta spoiler untuk jalur air dan ventilasi khusus seper helm Nolan n44.
Visor terdiri dari 3 jenis kaca yaitu, bening (clear), gelap (dark) dan
kaca warna atau film (iridium).
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Febi. 2012. Analisis Formulisasi Pemberlakuan Helm SNI Secara
Wajib Bagi Sepeda Motor, Universistas Indonesia.
Hasin. 2008. Desain dan Pabrikasi Helmet Industri Yang Ergonomik,
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.
Undang-Undang No 22
tahun 2009, Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan.
Peraturan Menteri
Perindustrian RI No.40/M-IND/PER/4/2009 Pemberlakuan SNI Helm Pengedara Roda
Dua Secara Wajib
Buku Standardisasi,
Edisi Pertama, BSN 2009
Majalah OtomotifNet
2014
www.wodpres.com
/oto-bloger-indonesia
www.teknologi.com/teknologi-komposit-serat-karbon
www.id.wikepedia.org/termoplastik
www.id.wikepedia.org/polikarbonat
www.id.wikepedia.org/serat-kaca
No comments:
Post a Comment