Sunday, January 8, 2017

PROPOSAL PENELITIAN 2



PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS BAHAN MATERIAL, PROSES
PEMBUATAN DAN BAGIAN-BAGIAN HELM
 







      Disusun Oleh :

RIYAN YUDISTIRA ADI WINATA (29414565)

METODOLOGI PENELITIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
                                       KALIMALANG
2017
 




 BAB 2


DAFTAR ISI
                
Halaman
COVER...........................................................................................................  i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii     
BAB I    PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................ 1
1.2  Tujuan Penelitian......................................................................... 1
1.3  Hipotesis...................................................................................... 3
BAB II   TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Material Helm.............................................................................. 4
2.2  Proses Pembuatan Helm.............................................................. 6
2.3  Bagian Helm................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik jenis ini digunakan secara luas dalam industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening. Dalam identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.
Polikarbonat disebut demikian karena plastik ini terdiri dari polimer dengan gugus karbonat (-O-(C=O)-O-) dalam rantai molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat yang paling umum adalah bisfenol A (BPA). Polikarbonat adalah material yang tahan lama dan dapat dilaminasi menjadi kaca anti peluru. Meski memiliki ketahanan yang tinggi terhadap benturan, namun polikarbonat cukup mudah tergores sehingga dibutuhkan pelapisan keras (hard coating) untuk membuat lensa kaca mata dan eksterior otomotif menggunakan polikarbonat dan material optis lainnya karena polikarbonat sangat bening dan memiliki kemampuan mentransmisikan cahaya yang sangat baik dibandingkan dengan jenis kaca lainnya. Sifat polikarbonat mirip dengan polimetil metakrilat (akrilik), namun polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi, meski lebih mahal.
Polikarbonat akan mengalami transisi gelas pada temperatur 150C sehingga polikarbonat akan menjadi lembek secara bertahap di atas temperatur ini, dan mulai mencair pada temperatur 300C..


2.1.3    Kaca Serat
Kaca serat (Bahasa Inggris: fiberglass) atau sering diterjemahkan menjadi serat gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm - 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang kemudian diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi untuk digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik; material komposit yang dihasilkan dikenal sebagai plastik diperkuat-gelas (glass-reinforced plastic, GRP) atau epoxy diperkuat glass-fiber (GRE), disebut "fiberglass" dalam penggunaan umumnya.
Pembuat gelas dalam sejarahnya telah mencoba banyak eksperimen dengan gelas giber, tetapi produksi masal dari fiberglass hanya dimungkinkan setelah majunya mesin. Pada 1893, Edward Drummond Libbey memajang sebuah pakaian di World Columbian Exposition menggunakan glass fiber dengan diameter dan tekstur fiber sutra. Yang sekarang ini dikenal sebagai "fiberglass", diciptakan pada 1938 oleh Russell Games Slayter dari Owens-Corning sebagai sebuah material yang digunakan sebagai insulasi.
2.1.4    Serat Karbon
            Serat karbon merupakan salah satu bentuk material komposit. Material komposit, yang diambil dari istilah Bahasa Inggris composition materials atau dipendekkan menjadi composite materials, adalah suatu material yang dibuat dari dua atau lebih material penyusun yang saling memiliki perbedaan sifat fisik dan kimia, yang jika dikombinasikan akan menghasilkan material berkarakteristik berbeda dengan material-material penyusunnya. Komposit serat karbon merupakan salah satu jenis material komposit yang menggunakan fiber karbon sebagai salah satu penyusunnya.
Material komposit tersusun atas dua komponen utama yakni matriks dan material penguat (reinforcement). Fiber karbon bertugas sebagai material penguat pada komposit serat karbon. Sedangkan untuk matriksnya biasanya dipergunakan resin polimer semacam epoxy. Matriks resin ini berfungsi untuk mengikat material-material penguat. Dikarenakan serat karbon hanya tersusun oleh dua material tersebut maka sifat-sifat serat karbon juga hanya ditentukan oleh kedua material ini.

2.1              Proses Pembetukan Helm
Material dasarnya ada biji plastik dengan spesifikasi khusus.Biji plastik ini kemudian diolah di dalam mesin hingga menjadi batok helm. Kemudian batok-batok helm ini memasuki tahap yang disebut treatment. Dimana batok helm setengah jadi ini dibersihkan dari debu dan kotoran dengan cara disemprot air. Setelah itu masuk kedalam proses pengecatan.
Setelah melalui proses pengecatan, masuk ke tahap detailing. Dimana helm-helm setengah jadi ini ditempeli stiker., lalu kemudian dipernis. Helm-helm ini kemudian masuk kedalam proses assembling, pada proses ini dilakukan pemasangan busa, visor, tali helm dan lainnya.
Setelah helm jadi secara utuh, helm akan melakukan uji kualitas helm dengan menggunakan mesin. Disini ada lima alat yang digunakan untuk menguji kekuatan helm. Proses yang dilakukan untuk mengetahui kualitas helm produksi ada empat tahapan yaitu;
1. Alat Tracking Point
Alat ini digunakan untuk menentukan titik-titik helm yang akan diuji. Sesuai starndarisasi SNI ada lima titik pengetesan yang ditetapkan antara lain, bagian depan, atas, belakang, samping kanan dan kiri.
2. Alat Penyerap Kejut
Alat ini digunakan untuk mengetahui daya redam helm terhadap benturan.
3. Alat Penguji Efektifitas Sistem PenahanAlat ini digunakan untuk melihat seberapa kuat tali pengait helm sekaligus untuk mengetahui resiko helm terlepas dari kepala.

4. Alat Uji Penetrasi
Alat ini berbentuk seperti tombak dengan ujung runcing ini digunakan untuk melihat seberapa kuat helm menahan benturan benda tajam.

2.2              Bagian-bagian Helm
2.2.1        Bagian Pelapis
Bagian pelapis terdiri dari tiga yaitu :
1. Lapisan luar yang keras (hard outer shell). Umumnya dari bahan polycarbonate berfungusi mengurangi dampak benturan yang diterima kepala dan di design untuk dapat pecah.
2. Lapisan dalam yang tebal (inside shell or liner). Berbahan stereofoam, fungsinya sama dengan hard outer shell. Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang berfungsi (absorb) menahan goncangan sewaktu helm terbentur benda keras sementara kepala masih bergerak. Memberikan reduksi waktu manakala helm mengalami benturan sebelum dampak benturan langsung terbut diterima kepala.
3. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding). Merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas dan tepat pada rongga helm. Comfort padding terdiri  dari samping pipi (check pad) dan atas serta bagian belakang kepala (crown pad).
2.2.2        Tali Pengikat (strap)
Tali pengikat helm adalah tali yang mengikat dibawah dagu supaya tidak terlepas dari kepala.. Helm tidak akan berfungsi dengan baik kalau tidak dilengkapi atau tidak mengikatkan tali pengikatnya. Jenis tali ada tiga yaitu Double D- Ring, microlock, dan. Buckle.
2.2.3        Visor
Penutup terpaan angin atau partikel dari luar sehingga mata tidak terganggu. Visor terdiri 2 jenis yaitu flat dan cembung flat biasannya digunakan untuk bapal karena terdiri dari komponen tearoff dan tearoffpos untuk melindungi dari baretan akibat terkena partikel-partikel seperti kerikil aspal. Visor juga ada yang memilik anti embun (fog) serta spoiler untuk jalur air dan ventilasi khusus seper helm Nolan n44. Visor terdiri dari 3 jenis kaca yaitu, bening (clear), gelap (dark) dan kaca warna atau film (iridium).

DAFTAR PUSTAKA
                
Amanda, Febi. 2012. Analisis Formulisasi Pemberlakuan Helm SNI Secara Wajib Bagi Sepeda Motor, Universistas Indonesia.
Hasin. 2008. Desain dan Pabrikasi Helmet Industri Yang Ergonomik, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.
Undang-Undang No 22 tahun 2009, Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan.
Peraturan Menteri Perindustrian RI No.40/M-IND/PER/4/2009 Pemberlakuan SNI Helm Pengedara Roda Dua Secara Wajib
Buku Standardisasi, Edisi Pertama, BSN 2009
Majalah OtomotifNet 2014
www.wodpres.com /oto-bloger-indonesia
www.teknologi.com/teknologi-komposit-serat-karbon
www.id.wikepedia.org/termoplastik
www.id.wikepedia.org/polikarbonat
www.id.wikepedia.org/serat-kaca






No comments:

Post a Comment