Friday, March 31, 2017

Perawatan Mesin

Tugas Soft Skill Perawatan Mesin ke 1

NAMA : RIYAN YUDISTIRA ADI WINATA
NPM : 29414565
KELAS : 3IC11





Teknik Perawatan Mesin Industri

Teknik Perawatan Mesin Industri adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.

Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi  yang ada dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut.

Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan  sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :

Perawatan peralatan dan perlengkapan
Penggantian dan distribusi dari utilitas
Inspeksi dan pelumasan




A. Perawatan peralatan dan perlengkapan

Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik.

Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk  berita acara kerusakan).

B. Pergantian dan distribusi utilitas

Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan.

C. Inspeksi dan pelumasan
Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.

Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:

(1)   Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2)   Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3)   Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4)   Pengurangan suara dan polusi
(5)   Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
(6)   Pelayanan perawatan

Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alat-alat produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.

Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:
(1)   Perawatan rutin
Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis.
(2)   Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
(3)   Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
(4)   Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah direncanakan sebelumnya.
(5)   Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.
(6)   Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total

BEBERAPA ISTILAH WAKTU DI DUNIA INDUSTRI

Di industri manufaktur berprinsip lean process dikenal beberapa istilah waktu diantaranya adalah:

Cycle Time

Takt Time

Processing Time

Kosu

Machine Time

Machine Cycle Time

Value Add Time

Lead Time

Production Lead Time

Order Lead Time

Order-to-Cash Time

Cycle Time: Waktu yang dibutuhkan seorang operator untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaannya termasuk untuk melakukan kerja manual dan berjalan.

Terkadang diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit produk, dalam hal ini ditentukan dari proses yang paling lama (bottleneck), apakah itu pekerjaan manusia atau mesin.

Takt Time: Istilah “takt” diambil dari kata Jerman yang berarti “baton”; yaitu tongkat kecil yang dipakai oleh panglima perang atau oleh pemimpin orkestra, takt merujuk pada pukulan, tempo, dan regulasi kecepatan irama. Kristianto Jahja dalam alih bahasa buku Gemba Kaizen mengistilahkan takt time ke dalam Bahasa Indonesia sebagai “pacu kerja”.

Batasan umum takt time adalah: waktu yang “diinginkan” untuk membuat satu unit keluaran produksi.

Takt time berbeda dengan cycle time (CT) karena takt time (TT) tidak diukur dengan stopwatch, tetapi harus dihitung dengan formula sebagai berikut:

Berdasarkan sudut pandang pelanggan:

Takt time = Waktu operasi yang tersedia/ Permintaan pelanggan

Misal: 8 jam per hari 4 unit permintaan harian = TT adalah 2 jam.

Berdasarkan sudut pandang operasi:

Takt time = Waktu operasi yang tersedia / Ramalan permintaan

Misal: 8 jam per hari 5,7 unit ramalan permintaan = TT adalah 1,4 jam.

Angka nominal takt time adalah variabel awal untuk mendikte desain “arsitektur” keseluruhan operasi manufaktur. Total waktu operasi dihitung pada saat dasar semua operasi permesinan berada pada tingkat efisiensi 100% (operational availability = 100%) selama jam kerja reguler.

Meskipun takt time dihitung berdasarkan jam kerja reguler, tetapi terkadang  dimasukkan juga jumlah yang melebihi jam kerja reguler (e.g., karena dipicu oleh adanya downtime, kemampuan lini yang rendah). Takt time seperti ini disebut actual takt time.

Processing Time: Estimasi waktu penyelesaian pekerjaan. Processing time diamati dengan alat ukur waktu (stopwatch) terhadap 1 unit produk yang diproses oleh 1 orang operator.

Processing time = Kerja manual + Berjalan + Menunggu

Processing time hanya untuk operator, tidak untuk mesin.

Kosu: Istilah Jepang untuk Jam Orang Per Unit (JOPU) yang berkaitan dengan jam orang spesifik yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit di satu proses tertentu.

Satuan ini digunakan untuk mengukur dan menilai produktivitas operator. Penurunan kosu merupakan salah satu indikator kunci dalam mengukur perbaikan produktivitas di lantai produksi.

Kosu dihitung dengan membagi jam dari keseluruhan tenaga kerja langsung (directman hours) dengan jumlah output produksi per jam (output per hour).

Kosu = Directman hours / Output per hour

Machine Time: Waktu satu mesin yang sedang mengerjakan satu produk.

Machine time adalah waktu total mesin yang sedang mengerjakan produk. Operator yang berdiri disekitar mesin untuk menunggu mesin tidak punya pengaruh pada machine time.

Misal: Jika mesin otomatis berjalan 60 detik, operator bekerja 20 detik, dan waktu menunggu 40 detik, maka machine time tetap 60 detik.

Machine time adalah konsep umum yang berkaitan dengan “Lembar Standar Kombinasi Kerja” (Standard Work Combination Sheet).

Catatan: Machine time berbeda dengan machine cycle time.

Machine Cycle Time: Waktu rata-rata antara penyelesaian unit-unit yang keluar dari suatu mesin.

Contoh: Suatu mesin mungkin mempunyai machine time = 60 detik, tapi jika mesin membuat 6 batch, maka machine cycle time = 10 detik.

Jika prosesnya adalah intensive pekerja, perhatikan bahwa machine time bukan termasuk dalam hitungan cycle time. (Kecuali jika operator berdiri disekitar mesin untuk menunggu penyelesaian satu siklus, kemudian waktu operator dihitung seperti waktu menunggu).

Jika prosesnya adalah intensive mesin, bagaimanapun intervensi manusia sangat kecil atau tidak ada. Cycle time berarti machine cycle time.

Value Add Time: Waktu dari elemen-elemen kerja yang mentransformasikan secara aktual produk kepada pelanggan (juga dikenal sebagai Value Creating Time). Yang TIDAK termasuk value add time adalah waktu elemen-elemen kerja seperti: mengambil, membawa, meletakkan, dan sebagainya.

Value add time < Cycle time < Lead time

Non value add time = Cycle time – Value add time

Lead Time: Waktu rata-rata untuk mengalirnya satu unit produk di sepanjang proses (dari awal sampai akhir) termasuk waktu menunggu (waiting time) antara sub-sub proses.

Lead time = Cycle time x Unit WIP x Jumlah operasi + Delay antara proses (terencana dan takterencana)

Contoh 1: Cycle time 240 detik x 1 unit WIP x 1 operasi + 0 delay = Lead time 4 menit

Contoh 2: Cycle time 240 detik x 50 unit WIP x 2 operasi + 0 delay = Lead time 400 menit

Perhatikan bagaimana jumlah unit WIP (work-in-process ‘unit setengah jadi’) secara radikal meningkatkan lead time. Ini adalah salah satu alasan mengapa lean manufacturing menginginkan ukuran batch yang kecil. Delay di antara proses juga sering menyebabkan besarnya lead time dan harus terus-menerus dieliminasi karena merupakan pemborosan (waste).

Dalam prakteknya, istilah “Lead Time” selalu berarti “Production Lead Time”, tetapi secara teknis, terdapat beberapa jenis lead time yaitu:

– Production Lead Time

– Order Lead Time

– Order-to-Cash Time

Production Lead Time: Waktu dari ketika pabrik menerima order sampai ketika produk dikirimkan.

Production lead time = A + B + C

Di mana:

A = Waktu dari isu pesanan produksi sampai mulai produksi.

B = Waktu mulai fabrikasi sampai akhir (waktu proses + delay).

C = Waktu melengkapi dari unit pertama sampai satu lot. Misalnya, jika satu box sudah disiapkan sampai ke proses berikutnya (jumlah per lot takt time produk).

Ini dapat terjadi pada suatu sub-proses, atau pada suatu keseluruhan rangkaian sub-proses terkait, sering disebut juga “Door-to-Door Time” (dikenal juga sebagai “Throughput Time”. Untuk sub-proses tunggal, Production Lead Time = Process Lead Time)

Order Lead Time: Waktu dari ketika pelanggan menempatkan order sampai ketika deliveri produk diterima.

Production lead time ditambah segala hal yang terjadi sebelum penyerahan otoritas kerja dan setelah produk meninggalkan dock pengiriman.

Di tabel MRP sering kita melihat baris/kolom lead time, inilah yang dimaksud order lead time.

Order-to-Cash Time: Waktu dari ketika mendapatkan pesanan pelanggan sampai ketika mendapatkan pembayaran.

Waktu ini mungkin lebih pendek atau lebih panjang dibandingkan order lead time.
TANYA JAWAB SEPUTAR TENTANG PERAWATAN

1. Apa yang dimaksud dengan Maintenance Management ? Jelaskan !
Jawab:
Maintenance management adalah pengurusan semua kegiatan yang diperlukan untuk memelihara gedung pabrik, perlengkapan proses, perlengkapan handling, dan peralatan-peralatan lain dalam kondisi yang memuaskan, selaras dengan standar tertentu yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan.

2. Apa tujuan dari perawatan mesin ? Jelaskan !
Jawab:
Tujuan dari perawatan mesin yaitu :
- Menjaga dan menaikkan daya guna dari mesin, sambil menurunkan ongkos buruh langsung perunit output yang diperlukan sekurang-kurangnya untuk dapat dibelikan perlengkapan pemeliharaan yang dibutuhkan.
- Membantu pimpinan produksi, yaitu dengan memperkecil waktu pengangguran dari mesin dan perlengkapan pemeliharaan karena adanya kerusakan.
- Mencegah dan memperbaiki kerusakan selama operasi dengan menganalisa secara baik fasilitas produksi.
- Pemeriksaan kondisi-kondisi yang jelek, yang tidak hanya menurunkan ongkos perbaikan, tetapi juga memelihara efisiensi pengerjaan dari mesin baik kualitas maupun kuantitas.
- Memperkecil biaya pelayanan terhadap listrik, air, gas, dll dengan jalan pemeliharaan kontinue.
- Spesialisasi dari kerja pemeliharaan.
- Merencanakan operasi-operasi dari pemeliharaan.



3. Berikan pembagian dari perawatan mesin dan berikan contoh !
Jawab:
Perawatan mesin dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pemeliharaan perbaikan
Pemeliharaan perbaikan meliputi kegiatan elektris, mekanis, dan lain-lain.
Yang diperlukan untuk membongkar perlengkapan, mencari dan mengganti part-part yang rusak, memasang kembali perlengkapan dan kemudian memeriksa kembali agar dapat berfungsi secara normal kembali.
Pemeliharaan perbaikan dapat dibagi menjadi :
a. Perbaikan minor
Adalah perbaikan yang hanya memerlukan beberapa menit saja, dan biasanya jumlah kegiatan cukup banyak dan mudah diramalkan.
b. Perbaikan mayor
Adalah perbaikan yang memerlukan waktu beberapa hari atau beberapa jam seperti pembongkaran, penggantian part, pemasangan dan penyetelan perlengkapan.
2. Pemeliharaan pencegahan
Beberapa kegiatan-kegiatan yang menyangkut inspeksi, penyesuaian pelayanan, penggantian yang bersifat rutin dan terencana untuk mempertahankan kontuinitas dari operasi.
Pemeliharaan pencegahan dapat dibagi menjadi tiga kelas aktivitas sbb :
- Inspeksi, mempunyai fungsi sbb :
Memeriksa secara periodik agar mesin-mesin dan peralatan dapat beroperasi secara secara efisien
Menentukan peralatan-peralatan mana yang memerlukan perhatian khusus
Menentukan apakah perbaikan atau pembongkaran mesin dilakukan di tempat atau harus berpindah
Memeriksa pesanan-pesanan keperluan bagian pemeliharaan
Mengontrol kualitas pekerjaan dan orang-orang di bagian pemeliharaan sendiri.
- Pemeliharaan rutin dapat dibagi menjadi :
Mengencamgkan
Melumasi
- Pelayanan pabrik dapat dibagi menjadi :
Pengecatan
Menyapu
Perbaikan

4. Apa siasat dari perawatan mesin?
Jawab:
Sesuai dengan fungsinya maka siasat dari Departemen Pemeliharaan yaitu :
Memelihara semua fasilitas produksi dan fasilitas-fasilitas lainnya maka Departemen Pemeliharaan harus punya perencanaan siasat tertentu yang ada hubungannya dengan pemeliharaan, agar tujuan diadakannya pemeliharaan itu tercapai. Untuk mencapai tujuan dari pemeliharaan itu maka top management perlu memperhatikan beberapa siasat tertentu yaitu :

Menentukan apakah departemen pemeliharaan merupakan suatu bagian tersendiri atau merupakan bagian dari departemen produksi.
Menentukan apakah tugas perbaikan yang diakibatkan karena terjadinya kerusakan berat akan dikontrakkan ke luar pabrik atau tidak.
Sistem peremajaan mesin-mesin. Apakah peremajaan akan dilakukan satu persatu setiap terjadi satu mesin yang sudah tidak dapat berfungsi secara baik atau sejumlah mesin tertentu dalam periode waktu yang telah direncanakan, atau secara keseluruhan jika tidak dipandang sudah tidak efisien lagi.

5. Bagaimana menentukan organisasi maintenance dalam pabrik ? Jelaskan !
Jawab:
Banyak faktor yang menentukan bentuk dari struktur organisasi pemeliharaan dari masing-masing industri, akan tetapi yang jelas bahwa dasar penyusunan yang mantap adalah dengan ongkos yang lebih rendah serta produktivitas yang tinggi. Adapun faktor -faktor yang menentukan tersebut antara lain :
a. Jenis operasi dari masing-masing organisasi industri .
b. Kontuinitas operasi.
Telah sama-sama kita ketahui bahwa keausan bagian-bagian mesin serta perlengkapan akan sangat dipengaruhi oleh jumlah jam pemakaian mesin serta perlangkapan.
c. Besar pabrik.
Sudah tentu dalam industri-industri yang sejenispun mungkin berbeda tentang struktur organisasinya, mengingat banyaknya serta tipe dari mesin-mesin dan perlengkapan yang dipergunakan.
d. Ruang lingkup dari bagian pemeliharaan harus sesuai dengan siasat yang telah ditetapkan.
e. Tingkat kecakapan, latihan serta kepercayaan diri tenaga kerjanya.

7. Apa maksudnya, overmaintaining dan under maintening !
Jawab:
Pada undermaintening jumlah anggaran biaya pemeliharaan di bawah jumlah yang diperlukan. Apabila siasat ini yang dipilih, maka pimpinan akan menanggung resiko terjadinya break down mesin, yang dapat mengakibatkan kerugian produksi atau kekurangan perlengkapan handling. Sedangkan pada kebijaksanaan overmaitening yang dipilih yaitu pemeliharaan secara berlebih-lebihan, maka ongkos total pemeliharaan akan lebih besar daripada keperluan sebenarnya.

8. Apa fungsi minyak pelumas (Lubrication Oil) ? Jelaskan !
Jawab :
Fungsi suatu bahan pelumas adalah untuk memisahkan kedua permukaan antara satu dengan yang lain dan dengan demikian mengurangi halangan mekanis dan atraksi molekuler.

9. Bagaimana prinsip kerja dari minyak pelumas pada suatu poros dan bantalan ?
Jawab :
Prinsip kerjanya ialah pada saat berhenti maka pada A terdapat titik kontak antara poros dan bearing (Gambar. II-2a). Pada saat proses mulai berputar maka poros itu dapat bergerak sedikit ke atas (sehingga ada satu clearance) lalu dapat berputar diatas satu lapisan minyak (Gambar. II-2b). Lapisan ini semakin bertambah tebal dengan pemompaan minyak yang semakin cepat dan dengan demikian terjadi pemisahan yang jelas antar permukaan poros dan bearing. Dalam keadaan demikian Gambar. II-2c, maka dikatakan poros dan bearing berada dalam daerah pelumasan sempurna (perfect, film atau complete lubrication). Dalam daerah ini tidak terjadi lagi kontak antara logam dengan logam, yang sering pula dikatakan gesekan hidrodinamis.

10. Bagaimana membedakan minyak pelumas yang satu dengan yang lain !
Jawab :
Bahan dasar untuk bahan-bahan pelumas terdiri dari 2 macam yaitu :
• Fixed Oils, berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan.
Pada umumnya fixed oils sudah terdesak oleh mineral oils karena harganya lebih murah. Fixed oils mempunyai sifat-sifat pelumasan yang lebih baik, hanya terkadang kurang stabil (chemical) dan mempunyai tendensi untuk membentuk “CUM”
• Mineral Oils, merupakan derivat-derivat dari petroleum.
Minyak-minyak mineral terbentuk dari molekul-molekul besar dengan struktur yang kurang jelas sehingga komposisi suatu minyak mineral dinyatakan dalam persen (%) konstituennya.

11. Apa maksud minyak pelumas SAE 10 W ?
Jawab :
Suatu minyak pelumas yang mempunyai indeks viskositas yang rendah, yang untuk memperoleh konsumsi minyak yang paling ekonomis, hal ini dimaksudkan untuk menghindari beban-beban berat pada kecepatan rendah dengan mengoper versnelling pada yang lebih rendah.

12. Apa itu kalibrasi ?
Jawab :
Kalibrasi adalah kegiatan secara periodik yang dilaksanakan untuk menjamin ketelitian dari suatu alat atau instrumen yang dikatakan bagaimanapun sempurnanya ,apabila telah dipakai ,maka setelah beberapa waktu perlu diragukan tentang penunjukannya ,terutama peralatan yang digunakan terus menerus secara intensif.

13. Apa itu re-kalibrasi ?
Jawab :
Re-kalibrasi adalah mengkalibrasi ulang artimya bahwa peralatan yang berhubungan dengan produksi maupun pemakaian bahan lebih sering dikalibrasi .Hal ini dimaksudkan untuk lebih menjamin agar hal yang dihitung berdasarkan penunjukan alat itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

14. Apa itu reliability ?
Jawab :
kemungkinan kemampuan suatu alat ( instrumen ) untuk dapat melakukan suatu kerja yang diharapkan pd suatu waktu tertentu.

15. Apa fungsi dari instrumen ?
Jawab :
Instrumen merupakan suatu alat penolong ( tools ) yang berfungsi untuk mencapai hasil yang diinginkan .

16. Cara pemeliharaan instrumen ?
Jawab :
Pemeliharaan instrumen dibagi dalam dua kategori :
a. skedule maintenance ( preventive )
b. break down maintenance
Dalam kategori skedule maintenance diusahakan memperpanjang usefull life ( masa penggunaan dari alat walaupun tidak dijamin 100% terhindarnya dari kerusakan .Penentuan ini sebenarnya tidak dapat dibuat secara umum karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan .Dasar rencana skedule maintenance dapat dibagi dua yaitu :

-pemeliharaan sederhana ( minor maintenance )
-pemeliharaan besar ( mayor maintenance )

Yang termasuk dalam pemeliharaan sederhana ini adalah perbaikan yang dilakukan agar alat-alat tersebut tetap bekerja baik antara lain :

-memberi minyak pelumas pada bagian-bagian mekanis
-pembersihan dari debu .
-pengecekan kerja terhadap drift,battery,zero zetting dll.

Dari data-data minor maintenance ini dan hasil pencatatan sebenarnya dapat diambil derajat kemungkinan tertentu terhadap alat tersebut sebelum terjadi break down.

17. Sampai kapan mesin itu perlu ganti ?
Jawab :
Mesin itu perlu diganti apabila kita sudah mengetahui berapa besarnya kemungkinan umur tersebut ,agar tidak gagal 99%.Untuk memudahkan maka terlebih dahulu digambarkan kurva kematian mesin terhadap waktu ,lalu kemudian distribusi umurnya ,kemudian dibandingkan antara satu dengan yang lain .Untuk mendapatkan data-data tersebut dapat diperoleh dari pabrik atau dari pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh .Penggantian dari mesin dapat diputuskan dengan melihat ongkos pemeliharaan yang telah dikeluarkan.

18. Apa yang dimaksud dengan maintenance karyawan ?
Jawab :
Maintenance karyawan adalah pengurusan suatu tenaga skill ,dimana ahli instrumen harus memiliki prinsip-prinsip instrumen mekanis dan elektris ,teknik pengukuran ,teknik pengaturan,start up ,optimalisasi pengetahuan hard-ware instrumentasi ,alat-alat pembantu,dapat menggunakan peralatan reparasi,teknik-teknik trouble shooting,bahasa inggris pasif yang baik .



CONTOH KASUS MESIN INJEKSI PLASTIK PADA MOLD (CETAKAN)

PERAWATAN MOLD

Supaya mold awet, harus dibuat program pemeliharaan. Pemeliharaan rutin membuat umur mold jadi lebih lama, dan mencegah kerusakan saat produksi, dan akan menghemat waktu, uang, dan ketidak nyamanan dalam jangka panjang. Jumlah dan frekuensi pemeliharaan ditentukan oleh beberapa faktor
1, Bahan mold
Bahan mold tidak keras akan menyebabkan mold cepat aus dalam waktu yang lebih singkat dibanding mold yang menggunakan baja yang dikeraskan
2. Material plastik
Material plastik yang bersifat abrasif dapat merusak mold setelah beberapa kali produksi. Demikian juga material plastik dengan suhu leleh tinggi akan lebih cepat membuat mold rusak. Suhu yang tinggi akan menyebabkan terjadi deformasi di mold. Beberapa material  plastik mengeluarkan racun yang bersifat korosif sehingga mold harus selalu dibersihkan
3. Kerumitan mold
Mold dengan mekanisme yang rumit akan memerlukan perawatan lebih dari mold sederhana yang hanya membuka dab menutup. Slide, lifter, moving core, sistem hidrolik dan mekanik, hot runner, sistem ejector yang rumit memerlukan perawatan ekstra
4.Kesalahan dalam proses produksi
Mold dapat cepat rusak karena
- kesalahan operator
- tekanan clamping berlebihan
- tekanan injeksi yang tinggi
- produk yang over
- membuka dan menutup mold secara tiba2
- tidak ada pelumasan
- ejector yang didorong keluar lebih dari ketentuan, saat mundur terlalu keras (spring sudah tidak bekerja), gesekan antara  ejector pin dan ejector sleeve yang dapat menyebabkan aus

Manfaat dari  Perawatan mold yang dilakukan secara rutin dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan dan mengurangi kerusakan mold yang lebih besar
Produksi yang berjalan dengan lancar karena  mold yang terawat dengan baik dan penggunaan peralatan yang tepat
1. Jangan menggunakan peralatan kerja yang dapat merusak mold seperti obeng, palu,  pisau. (disarankan menggunakan peralatan yang lunak seperti palu karet, tang terbuat dari plastik, tembaga, atau kuningan untuk menghindari kerusakan cetakan)
2. Gunakan air bersih atau air yang di treatment untuk air pendingin. Bersihkan mold dari air dengan cara di semprot angin ketika mold di turunkan dari mesin termasuk sisa air di lubang cooling
3. Hindari tekanan klem yang berlebihan, tekanan injeksi yang tinggi, dan produk yang over. Jangan membuka dan menutup mold dengan tekanan yang tiba2
4. Lumasi komponen yang perlu
5. Berhati-hati saat menutup mold untuk mencegah pecahnya mold
6. Pastikan kebersihan area kerja dan penyimpanan mold agar  terhindar dari kontaminasi

Rekomendasi 4 tingkat siklus perawatan / pemeliharaan:
1. Pencegahan
Setiap hari dan setiap kali cetakan turun dari mesin maupun kembali ke produksi
2. Pengecekan
Setiap 20.000 shots (atau setiap 10 hari produksi)
3. Pemeliharaan
Setiap 100.000 shots (atau setiap 10 kali produksi)
4. Pemeliharaan besar
Setiap 250.000 shots (atau setengah dari perkiraan umur mold)


Pencegahan (Preventive maintenance mold)


1. Pencegahan
Adalah tindakan Preventive Maintenance yang paling simple sangat membantu meningkatkan umur Mold
1.  Bersihkan PL, core, dan cavity dengan hati2, pakai mold cleaner dan lap yang lembut serta bersih untuk menghilangkan kotoran yang timbul dari sisa gas yang muncul, gemuk, dan resin lainnya yang ada dipermukaan mold. Butuh perhatian khusus untuk Parting Line supaya tidak ada rongga yang bisa menyebabkan produk flashing.Proses pengecekan dan pembersihan ini hanya membutuhkan waktu tidak lebih  dari 10 menit
2.  Setiap kali mold turun dari mesin, lakukan prosedur ini serta prosedur lain yang dibutuhkan
3. Sebelum mold turun dari mesin, mold harus dikembalikan pada suhu kamar supaya tidak terbentuk kondensasi dan menyebabkan mold menjadi karat.
4. Semua saluran colling harus dikeringkan dan ditiup angin supaya bebas dari sisa air untuk menghindari terjadinya karat akibat genangan air di dalam cooling. Penting diperhatikan adalah bahwa tidak ada air yang terjebak di dalam saluran colling di mold.
5. Ejektor dimajukan ke depan, lalu semprot dengan preventive mold pada semua permukaan mold serta ejector (contohnya menggunakan WD-40 atau rust protection). Mundurkan kembali ejector dan tutup mold.
6. Periksa semua baut dan insert dalam kondisi kencang
7. Simpan shot terakhir sebagai contoh produk yang di acc
Ketika mold di ambil dari tempat penyimpanan  dan siap untuk  diproduksi , buka mold dan sekali lagi bersihkan PL , core, dan cavity dengan mold cleaner dan lap bersih untuk menghilangkan jamur dan debu. Sekaligus untuk memberi gemuk pada guide pin, ejector pin dan slider2
PERHATIAN
Mold dengan permukaan yang sangat mengkilap tidak boleh di lap dengan handuk/kain kasar . sebaiknya semprot dengan mold cleaning sampai bersih, , kemudian lap dengan tisu atau lap lembut. Berhati-hatilah dengan mold yang dipoles mengkilap, debu atau kotoran pada jari-jari kita berpotensi merusak permukaan mold

Kesimpulan
Time cycle tergantung dari jenis dan pola mold yang dipakai
Life time berkisar 500000 kali pemakaian
Aging tidak ada penggantian harus total

Rujukan dan Sumber:
BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI BAHAN ALAM
            LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Eriskusnadi.wodpress.com
myplasticinjectionmolind.blogspot.com
Gaspersz, V. (2005). Production planning and inventory control berdasarkan pendekatan sistem ter  integrasi MRP II dan JIT menuju manufakturing 21 (5thed.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusnadi, E. (2009). Analisis produktivitas terhadap penyeimbangan lintasan. Unpublished undergraduate thesis, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Systems2win. (n.d.). Time definitions for lean process improvement. Retrieved May 16, 2008, from http://systems2win.com

TERIMAKASIH KEPADA SUMBER YANG TERTERA DIATAS
TUGAS SOFTSKILL DIBUAT SEBAGAIMANA SALAH SATU SYARAT MATAKULIAH PERAWATAN MESIN
SUMBER-SUMBER TERKAIT DICANTUMKAN
BILA MANA ADA KRITIK DAN SARAN SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL
SELAMAT MEMBACA
TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG

Point Dan Kata Kunci:
- Life Time
- Time cycle
- Aging
- Contoh kasus

SEMOGA ARTIKEL INI BERMANFAAT BAGI BANYAK ORANG

HORMAT SAYA RIYAN YAW

No comments:

Post a Comment