Nama : Riyan Yudistira AdiWinata
NPM : 29414565
1. PERTUMBUHAN
INDIVIDU
A. PENGETIAN
INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya
tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan
hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi,
1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
B. PENGERTIAN
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t
menjadi luas, dan lain-lain.
C. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN INDIVIDU
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu,
yaitu:
1. Faktor
Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh
yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan
bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan
biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang
memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor
Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula
pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan
dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun
jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan
individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor
Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
2. FUNGSI KELUARGA
A. PENGETIAN
FUNGSI KELURGA
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau
tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.
Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati &
Santun, 2008) adalah :
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling
menghargai antar anggota kelurga.
b) Fungsi
Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses
interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c) Fungsi
Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d) Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e) Fungsi
Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk
mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
B. MACAM-MACAM
FUNGSI KELUARGA
§ Fungsi Pendidikan
Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik
anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain
pendidikan formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar
sekolah.
Hal ini dilakukan Agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak
yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun bangsa dan Negara.
§ Fungsi Religius
Keluarga juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan
kepada ana-anak sejak mereka masih kecil.
Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak
mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat
bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
§ Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga.
Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan rumah tangga.
Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang
kita lihat ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan
bekerja sebagai wanita karier.
3. INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. PENEGTIAN
KELUARGA
Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi
kehidupan pembentukan kepribadian anak manusia. Hal ini diungkapkan Syarief
Muhidin (1981:52) yang mengemukakan bahwa : “Tidak ada satupun lembaga
kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam membentuk keperibadian anak selain
keluarga. Keluarga tidak hanya membentuk anak secara fisik tetapi juga
berpengaruh secara psikologis”.
Pendapat diatas dapat dimungkinkan karena keluarga merupakan
lingkungan pertam dan utama bagi seorang anak manusia, di dalam keluarga
seorang anak dibesarkan, mempelajari cara-cara pergaulan yang akan
dikembangkannya kelak di lingkungan kehidupan sosial yang ada di luar keluarga.
Dengan perkataan lain di dalam keluarga seorang anak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis maupun sosial, sehingga
mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping itu pula seorang anak
memperoleh pendidikan yang berkenaan dengan nilai-nilai maupun norma-norma yang
ada dan berlaku di masyarakat ataupun dalam keluarganya sendiri serta cara-cara
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan istilah keluarga itu sendiri memiliki beraneka
ragam pngertian, salh satunya diungkapkan oleh Paul B Houton dan Chester L Hunt
(1987:267) adalah sebagai berikut :
- Suatu
kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama
- Suatu
kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan
- Pasangan
perkawinan dengan atau tanpa anak
- Pasangan
tanpa nikah yang mempunyai anak
- Satu orang
dengan beberapa anak.
Karena beragam dan luasnya pengertian tentang keluarga maka
penting adanya pembatasan atau definisi keluarga. Diantaranya pendapat Burgess
dan Lock yang membedakan keluarga dengan kelompok sosial lainnya adalah sebagai
berikut
Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh
ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Pertalian antara suami dan istri
adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah
atau kadangkala adopsi
Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama
dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga, kadang-kadang
seperti masa lampau rumah tangga adalah keluarga luas, meliputi didalamnya
empat sampai lima generasi. Sekarang rumah tangga semakin kecil ukurannya,
umunya dibatasi oleh suami istri anak atau dengan satu anak, dua atau tiga
anak.
Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si
suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara
perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi
masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen yang sebagian
merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan pengalaman.
Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang
diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat
yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan
keluarga lain. Berbeda kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui
komunikasi anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari pola-pola
tingkah laku individu (dalam Khairudin, 1985).
Pada garis besarnya keluarga dapat dibagi kedalam dua bentuk
besar yaitu keluarga luas (extended family) dan keluarga Inti (nuclear family).
Keluarga luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan
satu lingkungan kaum keluarga yang lebih luas daripada hanya ayah, ibu dan anak-anak
atau dengan perkataan lain, keluarga luas merupakan keluarga inti ditambah
dengan anggota-anggota keluarga yang lain, atau keluarga yang lebih dari satu
generasi. Sedangkan keluarga inti dapat didefinisikan dengan keluarga atau
kelompok yang terdiri dar atah, ibu dan anak-anak yang belum dewasa atau belum
menikah.
Di Indonesia sendiri, keluarga telah diatur dalam berbagai
peraturan atau undang-undang RI nomor 10 tahun 1992 mendefinisikan keluarga
sebagai berikut : ”Keluarga merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya”.
Sedangkan menurut SD. Vembrianto dalam “Sosiologi
Pendidikan” mengintisarikan tentang pengertian keluarga ini yaitu :
Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya
terdiri atas ayah, ibu dan anak, hubungan sosial diantara anggota keluarga
relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi,
hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana efeksi dan rasa tanggung
jawab.
B. PENEGTIAN MASYARAKAT
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial,
atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan
masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta
atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaulyang istilah
ilmiahnya berinteraksi.
C.
GOLONGAN-GOLONGAN MASYARAKAT
Untuk memudahkan klasifikasi masyarakat ke dalam golongan
atas, tengah dan bawah, berikut penjelasan dari masing – masing lapisan di Desa
Karehkel :
1. Golongan atas
merupakan anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
masyarakat di Desa Karehkel. Di Desa Karehkel orang yang dianggap mempunyai
kekuasaan adalah Bapak Yunus (RW 04) dan Bapak Saefudin (RW 10). Hal ini
dibuktikan dari hasil turun lapang berdasarkan wawancara dengan beberapa warga
di Desa Karehkel. Menurut penuturan beberapa warga, seperti Ibu Emang, Doni,
Ibu Samin, Ibu Ratna, Ibu Rina, Pak Sholeh, dll.
Mereka sama-sama menyebutkan bahwa orang yang berpengaruh
dan disegani di desa tersebut adalah Bapak Yunus di RW 04 dan Bapak Syaifudin
di RW 10. Kedua orang tersebut mempunyai kesamaan profesi yang bergerak dalam
bidang keagamaan. Mereka dinilai mempunyai kekuasaan karena perkataan dan
pendapat mereka yang mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits selalu didengar oleh
warga. Selain itu, mereka juga ikut berperan dalam pengambilan keputusan suatu
masalah yang terjadi di desa tersebut.
2. Golongan
menengah merupakan anggota masyarakat yang mempunyai posisi sebagai ketua
kelompok tani yang bernama Bapak Sholeh (Ketua Kelompok Sugih Tani). Hal ini
dibuktikan dari hasil kunjungan dan wawancara kami secara langsung kepada Bapak
Sholeh.
Dari hasil wawancara, terlihat bahwa beliau memiliki akses
informasi langsung terhadap pihak luar yaitu Mr. Huang dari Taiwan tentang
sistem pertanian organik. Oleh karaena itu, beliau mempunyai kekuasaan dalam
membina anggota kelompoknya. Selanjutnya, anggota kelompok tersebut akan
menyebarkan informasi tentang penyuluhan kepada buruh tani.
3. Golongan bawah
merupakan anggota masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani. Mereka tidak
memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan secara langsung. Selain itu
mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup dan tidak mau menerapkan inovasi.
Adapun alas an mereka tidak mau menerapkan inovasi pertanian
organik karena sistem pertanian ini membutuhlkan modal yang sangat besar untuk
pembelian net, perawatan yang sulit dan resiko kerugian yang ckup tinggi
apabila mengalami gagal panen.
D. PERBRDAAN
ANTARA KEL.MASYARAKAT INDUSTRI DENGAN MASYARAKAT NON INDUSTRI
1. Masyarakat non
Industri
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
v Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin
lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga
kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog,
bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam
kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu
menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada
kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati
dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga,
rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
v Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan
tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat
interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar
kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi.
Hal-hal semacam itu
diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam
program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder,
misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi
profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat
Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut,
tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara
mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula,
ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian
semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Perbedaan antara masyarakat industry dan masyarakat non
industry adalah terdapat pada mata pencarian peranan serta tempat dimana mereka
berada. Jika di non industry masyarakat yanga ada di atur atas dasar
pertimbangan rasional sehingga masyarakat non industry sekunder kurang memiliki
sifat kekeluargaan yang bagus.
4. HUBUNGAN ANTARA
INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. MAKNA INDIVIDU
Makna Individu : Manusia sebagai makhluk individu mengalami
kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya.
Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan
saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu
keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
B. MAKNA KELUARGA
Makna Keluarga : Makna keluarga termasuk juga dengan
pengertian keluarga yg saya ketahui seperti betikut yang terdiri dari Ayah, ibu
dan anak serta bebarapa orang lain yang masih terikat dalam hubungan darah dan
saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain.
C. MAKNA
MASYARAKAT
Makna Masyarakat : makna masyarakat termasuk juga dengan
pengertian dari masyarakat tersebut yaitu
merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang
tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan
perhubungan antara pelbagai individu.
Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat -
atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama
dalam pengkajian sains sosial.
D. HUBUNGAN ANTARA
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan
apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya
sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media
di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni
wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai
manusia.
5. URBANISASI
A. PENGERTIAN
URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi
Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi.
perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan
Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk
berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak
menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota
dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk
ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan
lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang
mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun
dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah
beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang
untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
B. PROSES
TERJADINYA URBANISASI
Proses Urbanisasi terjadi Karena danya dua Faktor Utama :
a. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern
2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan
berkualitas
b. Faktor Pendorong
Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
DAFTAR PUSTAKA
Sumber sumber blog
dan wikepedia
No comments:
Post a Comment