tugas 10
Nama
: Riyan Yudistira AdiWinata
NPM : 29414565
kelas : 1IC11
Agama
dan Masyarakat
Agama
A. Definisi Agama
Definisi
agama menurut Durkheim adalah suatu “sistem kepercayaan dan praktek yang telah
dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus kepercayaan-kepercayaan
dan praktek-praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal.”
Dari definisi ini ada dua unsur yang penting, yang menjadi syarat sesuatu dapat
disebut agama, yaitu “sifat kudus” dari agama dan “praktek-praktek ritual” dari
agama. Agama tidak harus melibatkan adanya konsep mengenai suatu mahluk
supranatural, tetapi agama tidak dapat melepaskan kedua unsur di atas, karena
ia akan menjadi bukan agama lagi, ketika salah satu unsur tersebut terlepas. Di
sini terlihat bahwa sesuatu dapat disebut agama bukan dilihat dari substansi
isinya tetapi dari bentuknya, yang melibatkan dua ciri tersebut.
Sedangkan
menurut pendapat Hendro puspito, agama adalah suatu jenis sosial yang dibuat
oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris
yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka
dan masyarakat luas umumya. Dalam kamus sosiologi, pengertian agama ada 3 macam
yaitu:
1. Kepercayaan pada hal-hal yang spiritual
2. Perangkat kepercayaan dan praktek-praktek
spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri
3. Ideologi mengenai hal-hal yang bersifat
supranatural
B. Ruang Lingkup Agama
Secara
garis besar ruang lingkup agama mencakup :
a.
Hubungan manusia dengan tuhannya
Hubungan
dengan tuhan disebut ibadah. Ibadah bertujuan untuk mendekatkan diri manusia
kepada tuhannya.
b.
Hubungan manusia dengan manusia
Agama
memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan dan kemasyarakatan. Konsep
dasar tersebut memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran agama mengenai
hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran
kemasyarakatan. Sebagai contoh setiap ajaran agama mengajarkan tolong-menolong
terhadap sesama manusia.
c.
Hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau lingkungannya.
Di
setiap ajaran agama diajarkan bahwa manusia selalu menjaga keharmonisan antara
makluk hidup dengan lingkungan sekitar supaya manusia dapat melanjutkan
kehidupannya.
Fungsi Agama
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun
kelompok
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan
Tuhan dan manusia dengan manusia.
Merupakan tuntutan tentang prinsip benar
atau salah
Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
Pedoman perasaan keyakinan
Pedoman keberadaan
Pengungkapan estetika (keindahan)
Pedoman rekreasi dan hiburan
Memberikan identitas kepada manusia sebagai
umat dari suatu agama.
Kelembagaan
Agama
Lembaga
keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan maksud
untuk memajukan kepentingan keagamaan umat yang bersangkutan di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup keagamaan masing-masing umat beragama.
Masing-masing
agama di Indonesia memiliki lembaga keagamaan, yaitu:
Islam
: Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kristen : Persekutuan Gereja-gereja
Indonesia (PGI)
Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia
(KWI)
Hindu
: Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Budha
: Perwakilan Umat Buhda Indonesia (WALUBI)
Konflik
Agama dalam Masyarakat
Memang
tak dapat dipungkiri, kasus-kasus seperti penyerangan terhadap Ahmadiyah,
konflik akibat pendirian gereja, persoalan suni-syiah seperti terjadi di
Sampang beberapa waktu lalu, masih saja terjadi. Namun, hal ini terjadi bukan
semata faktor agama, melainkan karena ketidaktegasan pemerintah dalam
menjalankan komitmennya sendiri. Pidato demi pidato sudah begitu sering kita
dengar dari presiden. Namun tak dapat mengubah sikap keras kepala ahmadiyah
yang kerap kali melanggar SKB tiga menteri. Justru upaya melawan pelanggaran
SKB itu yang dituduh radikal. Hal yang sama juga terjadi tatkala ketentuan-ketentuan
menyangkut pendirian tempat ibadah dilanggar. Pemerintah cenderung tidak tegas
dan kerap kali melakukan pembiaran. Jadi, ini bukanlah persoalan toleransi
sebagaimana sering dituduhkan terhadap umat Islam. Data menunjukkan bahwa
pertumbuhan rumah ibadah Kristen justru lebih besar dibandingkan dengan masjid.
Rumah ibadah umat Islam pada periode 1977-2004 meningkat 64,22 persen, Kristen
Protestan 131,38 persen, Kristen Katolik meningkat hingga 152 persen. Tak ada
masalah, apabila ketentuan-ketentuan itu tidak dilanggar. Dengan kata lain,
konflik keagamaan terjadi karena ketidakhadiran negara, atau seringkali
pemerintah lamban.
Kesimpulan
dan saran
Kita harus
memperdalam ilmu agama supaya dapat mempertebaliman kita
Kita juga
harus belajar agama lain tidak wajib, tapi kan seengganya tau supaya kita dapat
mentoleransi antar satu sama lain dan terhindar dari konflik
Sarannya
didik anak kitasejak dini
Sumber
Wikepedia
dan blog blognyeee mahasiswa gunadarma
No comments:
Post a Comment